CINTA dan PENGORBANAN

Ya Cinta dan Pengorbanan adalah dua kata yang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan.



Mengapa?



Karena apabila anda merasa mencintai seseorang atau sesuatu, maka disaat itulah anda juga harus merasa siap untuk berkorban. Anda belum dikatakan mencintai (yang tulus) apabila belum diuji dan dibuktikan dengan pengorbanan dan pengorbanan yang tulus atas nama cinta juga akan terasa indah dan menyenangkan karena disini hati yang berbicara dan tidak bisa diukur dengan kalimat untung atau rugi.



Cinta itu sangatlah universal, tidak terbatas pada pasangan lawan jenis, namun bisa antara manusia dengan benda atau hewan dan juga antar saudara juga antara anak dengan orang tuanya dan sebaliknya.



Anda mungkin masih teringat, akan arti cinta yang sebenarnya ketika anda masih kanak-kanak, dimana cinta dan kasih sayang orang tua itu tidak ada duanya, mereka tidak pernah mengharapkan imbalan atau balas jasa, mereka telah berkorban untuk anak-anaknya, dibenak orang tua, kebahagiaan anak-anaknya adalah sudah cukup bagi mereka.



Namun kadang kala dan seringkali, kita sebagai anak-anaknya baru menyadari ketika kita telah menjadi orang tua atau bahkan ketika orang tua kita sudah tiada.



Ketika beranjak remaja, kita mulai mengenal lawan jenis dan mengatakan bahwa kita sedang jatuh cinta, itu adalah hal yang sangat wajar dan merupakan sebuah proses kehidupan.



Disini kita harus benar2 mengerti bahwa cinta dan pengorbanan haruslah berjalan dengan seimbang dan tidak berlebihan.



Jangan karena kita terlalu mencinta, kita rela mengorbankan sesuatu yang berharga ( baca keperawanan ) bahkan tidak jarang , nyawa diberikannya.



Pada tahap ini, kita harus lebih bijaksana dalam menyikapi arti cinta dan pengorbanan, jangan sampai salah jalan, mengatasnamakan cinta dengan pengorbanan yang sia-sia.



Ketika kita memutuskan bahwa kita jatuh cinta kepada seseorang dan pernikahan adalah proses selanjutnya, maka kita harus benar-benar telah siap dan tidak jarang untuk lebih berkorban.



Sebagai contoh kasus, kita senang bermain internet namun tidak demikian dengan pasangan kita, disini harus ada saling pengertian dimana kita juga harus rela mengorbankan waktu kita bermain internet, dan pasangan kita pun harus rela mengorbankan waktunya untuk sesekali menemani atau memberikan waktu untuk kita bermain internet ( baca kecanduan internet )



Itu hanyalah kasus yang sangat sederhana dan dalam kehidupan berumah tangga, diperlukan adanya saling pengertian, ( baca ) saling berbagi dan pengorbanan yang iklhas sehingga diharapkan akan terjadi kesinambungan antara cinta dan pengorbanan hingga ajal memisahkan. ( baca nikmatnya berbagi )