From NOTHING To Be SOMETHING...After Be SOMETHING Don't To Be THE IMPORTANT THING...Keep Moving And Keep PRAYING...
Hello Guest...
Keeping track of Web page access
Keeping track of Web page access
Adsense Leaderboard
Hal kecil yang tidak boleh dilupakan buat calon pasangan Muda
“Will You Marry Me??”…..Sebuah pertanyaan sakral yang selama ini diucapkan oleh seorang laki-laki kepada calon pasangannya. Mendengar pertanyaan itu tentunya sang calon istri tersipu malu *pipinya merah kayak tomat. Kalimat itu adalah awal dari hubungan yang lebih serius dan akan mengikat kedua pasangan seumur hidupnya (Exclude bagi mereka yang cerai). Perasaan senang dan bahagia membina sebuah keluarga kecil pasti akan menemani pasangan muda di awal-awal pernikahanya. So sweet…..*Mupeng nich….
Kalimat diatas adalah sedikit gambaran tentang harapan sebuah keluarga muda. Gak mudah untuk mendapatkan kebahagiaan tersebut dan salah satu yang menjadi “pintu gerbang” dari semuanya itu adalah pernikahan. Pernikahan, adalah sebuah kata yang identik dengan penyatuan dua jenis kelamin yang berbeda. Disini, aku gak akan membahas tentang apa itu pernikahan *kan aku belum pernah merit, tetapi aku akan mencoba untuk menjelaskan beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh seorang calon pengantin.
1. Saling Percaya & Kebiasaan Anda
Inti dari sebuah hubungan adalah rasa saling percaya antara yang satu dengan yang lain. “Percaya”, sebuah kalimat yang mudah diucapkan, namun banyak orang yang tidak bisa menjalaninya 100%. Dalam membina hubungan yang lebih serius, percaya adalah hal yang paling utama. Sebuah dasar kehidupan dua buah insan yang berbeda jenis. Apakah Anda sudah menjadi orang yang bisa dipercaya ama pasangan Anda?? Bagaimana rasa percaya bisa muncul?? Inti dari percaya adalah komunikasi yang inten dan kejujuran harus dan harus diterapkan. Pernah suatu ketika, Bunda jujur ke Aku (Bunda adalah panggilan sayangku ke calon ibunya anak-anakku). Malam itu dia abis di telp ama seorang cowok yang notabene adalah temen kantornya. Bunda menceritakan semuanya ke Aku. Intinya sich tuch cowok suka ama Bunda meskipun penyampaiannya tidak langsung. (Bunda ku cantik sich, jadi banyak yang suka). Bundaku hanya bilang ke aku, “udah biarin aja tuch cowok”. Contoh laen, kira-kira satu minggu kemarin. Aku di kasih tahu sama mantan temen satu kantor. Dia merekomendasikan Aku dengan sepupunya yang cantik. Alesannya katanya aku orangnya sederhana dan gak macem-macem. Sungguh niatan yang bagus dari temenku itu. Berhubung aku udah ada yang punya (Bundaku tercinta), jadi aku putuskan untuk menolak tawaran temenku tersebut. Bunda juga tahu hal ini. Intinya, kalo sekarang kita udah dipercaya sama pasangan kita, maka jangan sekali-kali mengecewakannya. Selain percaya, kebiasaan kita sekarang (sebelum merit) juga harus diomongkan bareng-bareng. Hal-hal sepele kadang membuat kita “kesal” pada saat setelah menikah. Maka, sekecil apapun kebiasaan Anda harus dibicarakan secepatnya. Contoh hal kecil yang pernah aku diskusikan sama bunda ku adalah “lampu” pada saat tidur. Hal sepele banget. Tapi jangan dianggap remeh, karena hal kecil bila dibiarkan akan menjadi besar. Aku kan orangnya suka gelap kalo tidur, tapi bundaku suka nyala lampunya, karena dia pasti baca sebelum tidur. Nah, kami udah punya solusi untuk hal ini. Meskipun kita menjiplak dari seseroang (Lupa judul bukunya ). Salah satu solusinya adalah menemani bunda waktu membaca, jadi pas udah baca, lampunya bisa di matiin. Selain itu, bunda mulai sekarang juga belajar tidur dengan lampu matim (gelap). Makasih ya bun… Itulah contoh kecil yang harus diperhatikan. Masih banyak contoh-contoh lain yang ada. Tentunya kalian sendiri yang tahu tentang semuanya itu. Gak bisa tidur kalo gak pake guling, ngorok kalo tidur, ngiler kalo tidur, sering gantung baju di kamar, jarang mandi, suka tidur depan tivi, dll.
2. Restu Orang Tua
Setelah kalian percaya satu sama lain, mungkin hal yang harus dilanjutkan adalah memperkenalkan calon pasangan Anda ke orang Tua Anda. Jangan berlama-lama masa pacaran, karena hal itu akan dekat dengan “zina”. Ingat slogan calon Presiden Jusuf Kalla “Lebih cepat Lebih Baik”. Tapi bukan berarti buru-buru loch ya.. Dalam tahap awal saling percaya, kita tentunya udah memplanningkan kapan kkira-kira akan mengakhiri masa lajang bersama. Nah, setelah yakin dengan keputusan kita, brarti kita harus memperkenalkan ke keluarga masing-masing. Siapa sich calon kita itu!! Yang pertama adalah pihak laki-laki harus datang ke rumah yang cewek. Jangan pernah merasa canggung jika tekad udah bulat. Bilang apa adanya jangan bilang ada apanya. Bilang dengan lantang “Inilah Aku”. Aku kayak gini, dengan kekurangan-kekurangan ku kayak gini. Jangan menutupi hal kecil apapun. Jika kalian menutupi sesuatu sebelum merit, maka hal itu akan menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak dikala kalian sudah menikah nantinya. Jujur, adalah kunci utama. Apapun itu. Pernah suatu ketika, Aku bilang kepada bundaku, aku loch orangnya kayak gini, penghasilanku hanya segini (Maap, nominal tidak disebutin). Dan, apa jawaban bundaku?? “Rejeki udah ada yang ngatur, mungkin sekarang penghasilan hanya segitu, tapi kita gak tahu tahun depan, dua tahun depan, ya kan?? Sungguh jawaban yang begitu dahsyat dari seorang bunda yang umurnya baru 23 tahun. Subhanallah.. sungguh perempuan yang baek dan sholihah banget. Balik lagi ke topik awal, restu dari orang tua harus secepat mungkin kita pegang. Dan jika itu sudah ada di tangan, maka Insyallah kedepannya kita akan lebih mudah menjalaninya..
3. Kapan dan Gimana hari “H” nya
Restu dari orang tua sudah dikantongi, lalu apalagi yang harus dibicarakan? Gak laen dan gak bukan adalah Planning hari “H”. Apa sich hari “H” itu?? Hari “H” adalah hari dimana kita mengikrarkan sebuah janji suci dihadapan penghulu dan beberapa saksi. Sebuah proses ritual yang harus dijalani oleh calon mempelai berdua. Sebelum melalui prose situ, tentunya kalian harus juga membicarakan bagaimana proses itu bisa berjalan dengan lancar dan baik. “Lamaran”, adalah sebuah proses yang tidak wajib dilakukan oleh seorang mempelai. Biasanya hanya dengan persetujuan dari kedua belah pihak proses lamaran dapat dilakukan. Ada juga tanpa proses lamaran, seseorang bisa langsung ke akad nikah. Terserah kalian mau pilih yang mana. Pakai lamaran boleh, gak pake lamaran juga ga papa.Planningkan kapan Anda akan melakukan proses itu. Setelah selesai, tentukan juga kapan Anda akan melakukan akad nikah. usahakan jaraknya tidak terlalu lama dengan proses lamaran. Jangan lebih dari 1 tahun lah. Langsung saja ke proses akad nikah. Biasanya ini adalah hal yang membuat Anda stress berat. Selain nyiapin dana, tentunya Anda harus bisa membagi waktu dengan tepat dan jangan sampai Anda jatus sakit gara-gara kecapean mengurusi acara akad nikah. Tentukan bagaimana proses akad nikah dan resepsinya. Usahakan budgetin sesuai kemampuan Anda. Jangan sampai habis acara resepsi pernikahan, Anda malah gak punya duit. Hitung-hitung kebutuhan, misalnya catering (kira-kira berapa orang yang diundang), gedung (Kalo perlu aja sich), Undangan (Berapa orang yang diundang), Busana (Mau pake adat apa) dan yang paling utama adalah Kapan pelaksanaan itu. Dalam hal ini, uang memang hal yang paling dominan. Nabung..nabung..nabung…..
4. Tinggal dimana abis Merit?
Pesta pernikahan adalah hal yang paling di tunggu-tunggu oleh kedua mempelai. Bagaimana pelaksanaan dan seberapa besar pesta berlangsung adalah sebagai ukuran keberhasilan suatu rumah tangga. Setujukah Anda??? Nah itu lah beberapa pendapat dari beberapa orang yang sudah menikah. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa sebuah pesta pernikahan adalah hanya sebuah ritual yang tidak tidak harus dirayakan dengan mewah dan megah. Yang penting adalah bagaimana kita menjalin hubugan setelah pernikahan (Akad nikah). Kedua hal diatas adalah benar dan tidak ada yang salah. Tergantung Anda mau berpendapat. Intinya, setelah menikah dan resmi menjadi pasangan suami istri, Anda harus tahu bagaimana bersikap dan Anda harus jelas menentukan tempat tinggal dan menetap dalam membina hubungan itu. Ada yang suka ikut dengan ortunya, ada yang lebih suka ngontrak rumah daripada harus ikut ortunya. Pikirkan juga Anda mau menetap dimana. Planning beli rumah atau di beliin ortu rumah adalah suatu hal yang harus diperbincangkan sebelum masa pernikahan. Jangan sampai setelah hari H Anda baru membicarakannya, Too Late. Beberapa pengalaman temen kantorku, mereka rela ketemu 1 minggu cuma 2 kali karena sang suami harus kerja ke luar kota. Jadi setiap jumat malam pulang dan Minggu sore balik lagi ke tempat kerja. Ada juga pasangan tidak mau pisah lebih dari satu hari. Itu juga harus dipertimbangkan matang-matang. Kalian pasti bisa kok, jangan manyerah yak…..
5. Jadi Ibu Rumah Tangga atau Wanita Karir
Setelah pesta pernikahan selesai, Anda jangan larut dengan masa-masa itu. Msa depan setelah pernikahan adalah dunia nyata yang harus Anda hadapi. Apakah Anda sudah bekerja saat ini? Apakah calon pasangan Anda juga bekerja? Nah, buat para calon kepala rumah tangga, apakah Anda melarang Istri Anda bekerja setelah menikah?? Beberapa orang beranggapan seperti itu. Tetapi ada malahan istri yang bilang bahwa dia mau bekerja untuk menambah income keluarga. Ada juga pendapat bahwa sang istri kan juga pernah kuliah dan udah jadi sarjana, kalo abis merit cuma jadi ibu rumah tangga, buat apa dulu kuliah segala! Yang perlu digaris bawahi, “bekerja” tidak harus di kantor loch, di rumah juga bisa dibuat kerja. Hal ini juga harus dibicarakan sebelum menikah.
6. Jumlah Anak?
Mengenai jumlah anak, mau 1, 2 atau bahkan 7, itu bisa juga dibicarakan sebelum menikah. Setelah menikahpun juga tidak salah. Tapi persiapan di awal akan lebih baik. Jangan sampai masalah anak akan menjadi masalah dikemudian hari. Bicarakan baik-baik dengan calon pasangan Anda.
Itulah beberapa contoh persiapan yang harus Anda pikirkan sebelum melaksanakan proses sakral pernikahan. Tentunya beberapa orang berbeda pendapat. Jadi, pikirkan yang terbaik buat Anda dan pasangan sekarang. Sudah sampai tahap mana Anda sekarang????